Senin, 27 April 2015

Monyet Gurun dan Domba Kutub #2

Basket


Mereka kini berteman, tanpa saling tahu nama mereka masing-masing. Karena Denmaz berkulit putih, dia di kasih nama Vitho dengan sebutan Domba Kutub. Tahu sendiri biasanya gambarannya domba itu kan berbulu putih dan selalu putih apabila hidup di kutub. Sebaliknya juga begitu, karena Vitho berkulit hitam, Denmaz memberi Vitho sebutan Monyet Gurun. Tahu sendiri biasanya gambarannya monyet itu berbulu hitam dan akan lebih hitam bila hidup di gurun. Sangking akrabnya, kini mereka menjadi sebangku.

Pada suatu hari..

Denmaz menunjukkan sebuah buku pada Vitho, sebuah buku misterius. "Hei, apa kamu tertarik dengan isi dalam buku ini?" Tanya Denmaz pada Vitho.

Vitho menelan ludah, dan tersedak, "Uhuk uhuk uhuk."

"Biasa aja, Nyet." Seru Denmaz.

"Iya iya, Domba." Seru Vitho sambil melihat buku itu, "Cara keren menjadi cowok keren." Vitho membaca sampul buku itu yang tertulis dengan spidol.

"Kamu tertarik kan," Kata Denmaz, "Cara keren menjadi orang keren bab satu." Denmaz membacakan isi buku itu, "Jadi cowok keren harus bisa main basket."

Dan Vitho pun masuk ke ekskul Basker, sebelumnya Denmaz sudah masuk duluan. Di lapangan bogowonto, mereka memulai latihan sendiri. "Aku sudah duluan masuk ekskul ini dan udah jadi senjata rahasia tim ini." Kata Denmaz.

Vitho memasang wajah datar, "Nggak percaya."

"Oke, ini aku praktekin." Seru Denmaz sambil mengambil ancang-ancang melempar bola dalam keadaan vitro. Matanya menatap tajam pada ring, lalu dia melempar bola itu membentur papan ring dan memantul kembali menuju Vitho.

"Daanngg." Dengungan bola itu mengenai kepala Vitho hingga jatuh.

"Wah sory bro, kalo gak pake kacamata pandanganku agak kabur." Jelas Denmaz sambil tertawa puas.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar