Korban ke dua
Ada seorang gadis bertamu di rumah, dia manis, tingginya mungkin sekitar 165cm, dia imut, tipe cewek idamanku dan dia sekelas denganku. Namanya Nina, aku nggak tahu kenapa, tapi dia sedang meminta ayahku untuk memecahkan kasus pak David kemarin.
Di rumah ini, kami hanya tinggal berdua. Ibuku sudah lama pergi karena tak tahan dengan sifat ayah yang selalu bertingkah sok keren ke perempuan lain. Inilah resikonya orang keren.
Sepulang kuliah,
Ada yang terjatuh lagi, tepat di depan mataku. Aku terdiam membeku melihatnya. Seperti ada sesuatu yang memberontak ingin keluar dari dalam mulutku, dan keluar, "AYAAAAAHHHH." Teriakku sangat kencang. Aku berlari menghampirinya dan segera memeluknya, banyak darah keluar dari sekujur tubuhnya. Seperti kasus kemarin. Aku teriak dan terus meneriakkan kata ayah, dan ditemani oleh air mataku.
Mobil ambulan datang dan mengangkut jasad ayahku, polisi yang bertugas mencoba menenangkanku, tapi yang ku dengar hanyalah suara sirine. Sepi malam ini merantai jiwaku, terasa waktu berhenti di saat itu juga aku bertekat untuk menyelesaikan kasus ini.
Beberapa hari kemudian polisi menentukan para tersangka,
1. Bapak Reno yang berlatar belakang dendam pribadi karena pacarnya pernah direbut oleh Pak David
2. Bapak Doni, calon Dekan kampusku dan sekaligus rival Pak David
3. Bapak Agus, katanya dia adalah kekasih gelap Pak David yang sudah dikecewakan.
Dari 3 tersangka tadi pasti ada satu orang yang menjadi pelakunya, atau mungkin mereka bekerja sama untuk membunuh Pak David. Aku ingin terus menyelidikinya, tapi petugas polisi melarangku untuk ikut campur demi keamananku katanya. Tapi sebagai anak orang yang sudah menjadi korban pembunuhan, aku tak bisa diam. Meskipun aku bukan detektif, akan ku pastikan kasus ini terselesaikan di tanganku.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar