Hati
"Kamu kenapa sih kok marah mulu?" Tanya Pocong pada Sundel.
"Ya, karna tingkahmu ini." Jawab Sundel dengan nada sedikit keras.
"Aku kenapa?" Pocong mengerutkan alisnya, "Kamu sudah bosan sama aku?" Sambil mengggoyangkan kepalanya ke kanan dan kiri, "Apa kamu udah nemuin pocong lain?" Menghentikan gerakkan kepalanya ke depan. Mungkin karena tangannya terikat jadi dia hanya bisa berekspresi dengan kepalanya saja.
"Bisa jadi." Celetuk Babi Ngepet sambil manggut-manggut.
"Kamunya yang selingkuh, aku itu sebenernya cinta banget sama kamu. lihat hatiku kalo nggak
percaya." Sundel menegakkan badannya, menunjukkan dadanya yang berlobang.
percaya." Sundel menegakkan badannya, menunjukkan dadanya yang berlobang.
Mereka melihat lekat pada lobang yang ada di dada Sundel Lobang...
"Mana hatimu? badan kamu berlobang gitu." Seru Pocong menatap ragu pada lobang dadanya.
"Tadi ada kok." Seru Sundel sambil mengacak-acak organ dalamnya.
"Mungkin jatuh." Seru Tuyul.
"Bisa jadi." Celetuk Babi Ngepet sambil manggut-manggut.
"Bisa jadi." Celetuk Kolor Ijo sambil manggut-manggut niruin gaya Babi.
"Aku bingung mau bilang apa." Seru Dalbo yang terlihat sedang berfikir sangat keras.
Di pohon dekat mereka, ada Genderuwo yang pedekate sama Kuntilanak di atasnya
"Ini hati aku, sebagai tanda cintaku padamu." Kata Genderuwo sambil memberikan hati yang digenggamnya dengan dua tangan.
"So sweet." Seru Kuntilanak.
"Itu mungkin hatinya Sundel" Seru Suster sambil menunjuk ke arah Genderuwo dan Kuntilanak berada.
"Bisa jadi." Celetuk Babi Ngepet sambil manggut-manggut.
"What?" Seru Genderuwo dengan muka bodohnya
"Maling!!" Teriak Sundel Lobang.
"Bisa jadi." Celetuk Babi Ngepet sambil manggut-manggut.
Sundel yang udah geregetan sama perkataan babi ngepet pun menangkap babi itu dan seketika melemparkannya ke arah Genderuwo
Tidak ada komentar :
Posting Komentar