Saksi Bisu
Di depanku,
Terpampang jelas mayat dosen kelasku.
Dia terjatuh dari lantai tiga gedung kuliahku, tepat di depan mataku. aku terdiam kaku melihatnya, Mataku terbuka lebar menerawang mayat yang sudah terbanjiri oleh darahnya.
Apakah dia bunuh diri? Aku tak tahu, dosen itu dosen terbaik di universitas ini. Pak David panggilannya, tahun depan dia akan menjadi dekan kami. Kaca jendela ruang lantai tiga pecah, mungkin dia yang pecahkan.
Ruangan itu adalah ruang kimia, pada saat itu memang tidak ada pelajaran kimia. meski begitu, kepala dosen itu tak pecah. darah-darah itu keluar dari sekujur tubuhnya.
Ada apa ini? Apakah ini pembunuhan berencana?
banyak polisi berdatangan untuk memeriksa, dan di ruang kimia tak ditemukan setetes darah sekalipun. bagaimana bisa?
Hingga saat ini, aku masih tak bisa menenangkan diri.
Ayahku pun ikut memeriksa tempat kejadian perkara. Ayahku, ya, ayahku, dia adalah seorang detektif, aku ingin seperti dia. tapi dengan keadaan begini, aku hanyalah pengecut
Tidak ada komentar :
Posting Komentar